KATA PENGANTAR
Puji syukur
alhamdulillah kami panjatkan kehadirat allah swt karena berkat rahmat dan
hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun judul
makalah ini adalah "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN” Tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Media
Pembelajaran.
Meskipun
penyusun telah berusaha untuk menyelesaikan makalah ini semaksimal mungkin,
kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat minim dan masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.Kami berharap semoga makalah ini
berguna dan bermanfaat bagi kita semua,amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Semakin
sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai
dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan
pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang
menekankan pada penyediaan media cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan
pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk
mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib
bervariatif dan secara luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di
bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar,
maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan
memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula.
Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri
manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun
merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang.
B. Rumusan
Masalah
Mengkaji latar belakang diatas dapat diambil beberapa
permasalahan sebagai kajian dari pembuatan makalah ini yakni diantaranya:
a. Rencana
yang dilakukan dalam pengembangan media pembelajaran?
b. Apa
saja langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajaran?
c. Apa
saja yang perlu di kembangkan dalam pengembangan media pembelajaran?
C. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan atau pembahasan makalah ini adalah, agar
membuat kita semua mengetahui tentang pengembangan media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan
Pengembangan Media Pembelajaran
Dalam merencanakan pengembangan media pembelajaran, seorang
guru perlu mem-perhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Analisis
kebutuhan dan karaktersitik siswa
2.
Tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai
3.
Materi pembelajaran yang akan
disampaikan
4. Alat
pengukur keberhasilan belajar siswa
Yang dimaksud kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran
adalah kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa yang kita
inginkan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa
sekarang.
Sedangkan tujuan dalam proses pembelajaran akan memberi arah
dan pedoman serta tindakan dalam melakukan aktifitas proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran harus terencana dengan jelas sehingga bisa menjadi panduan
aktifitas dalam mencapainya. Untuk dapat mengembangkan materi pelajaran yang
mendukung pencapaian tujuan maka tujuan yang telah dirumuskan harus di analisis
lebih lanjut.
Materi pembelajaran harus dikembangkan dari tujuan
pembelajaran yang telah di analisis sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa. Untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran perlu
direncanakan alat pengukur keberhasilan yang telah direncanakan sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Alat pengukur keberhasilan siswa perlu dirancang secara
seksama dengan validitas yang telah teruji dan meliputi kemampuan yang
komprehensif.
B. Langkah-Langkah
Pengembangan Media Pembelajaran
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran
terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan,
produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau
rancangan pengembangan program media. Arief Sadiman, memberikan urutan
langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6
(enam) langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis
kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan
antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita
mengharapkan siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara
mereka baru bisa takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud,
dan seterusnya.
Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga
perlu menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan
pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara
mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat
disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang
sulit dan karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula
dapat ditentukan ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk
rangsangan indera mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
2. Merumuskan
tujuan instruksional (Instuctional objective) dengan operasional dan khas.
Untuk dapat merumuskan
tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat,
yaitu:
a. Tujuan
instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan instruksional itu
benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang dapat dilakukan atau
diperoleh setelah proses belajar dilakukan.
b. Tujuan
harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu
menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
Sebuah tujuan pembelajaran
hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita akronimkan dalam ABCD
(Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari masing-masing
komponen tersebut sebagai berikut:
A =Audience
adalah menyebutkan sasaran atau audien yang dijadikan sasaran pembelajaran
B =Behavior
adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan
setelah pembelajaran berlangsung
C
=Condition adalah menyebutkan kondisi
yang bagaimana atau dimana sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau
keterampilannya
D
=Degree adalah menyebutkan batasan
tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.
3. Merumuskan
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya Tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub
kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran,
sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar
butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari
yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang
konkrit kepada yang abstrak.
4. Mengembangkan
alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan
seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan
alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan
dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa
dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media,
ketika melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan
alat pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes
tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan
penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari
materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak
kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media
tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.
5. Menulis
Naskah Media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran
melalui media rancangan yang merupakan
penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik
seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat
disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan
atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita
dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar
dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu
diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal
dari adanya ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment,
penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai
naskah siap diproduksi. Tahapan tersebut sebagaimana berikut:
Ada beberapa macam bentuk naskah program media, namun pada
prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai penuntun dan usaha
memproduksi media pembelajaran. Naskah program media terdiri dari urutan
gambar, caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera dan suara atau
bunyi yang diambil dengan alat perekam suara. Lembaran naskah tersebut dibagi
menjadi dua kolom, di sebelah kiri terdiri dari gambar, caption atau grafis.
Sedangkan di sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang dibaca narator
atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan.
6. Mengadakan
Tes atau Uji Coba dan Revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat
efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan
dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap
telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau
tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam
ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui
perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu
dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang
dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang
dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah
dianggap tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah
media tersebut siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah
dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa
kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara)
maka dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap
aspek yang dianggap kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan
dari media yang dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima
pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Prosedur tes atau uji coba
ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam bab yang menjelaskan tentang evaluasi
media.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri sendiri sesuai denagn kemampuan dan minatnya.
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru dan masyarakat serta
lingkungannya, seperti melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke mueum atau
kebun binatang.
B. Saran-saran
Kami menyadri bawasannya penyusun dari makalah ini hanyalah
manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan
hanya milik Allah Swt hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan
senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri.
Daftar Pustaka
Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and
Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan.(2002) Strategi Belajar
mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Hamalik , Oemar (1986). Media Pendidikan. Bandung. Alumni.
Oetomo, B.S.D. dan Priyogutomo, Jarot. Kajian Terhadap Model
e-Media dalam Pengembangan Sisstem e-Education, Makalah Seminar Nasional
Informaika 2004 di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada 21 Pebruari 2004.
Utomo, Junaedi, 2001. Dampak Internet Terhadap pendidikan:
Transparansi dan Evolusi, Seminar Nasional
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 7 April 2001.
Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan.Jakarta. Kencana Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar